Sabtu, 02 Oktober 2010

Jangan Pernah HINA Kami...!!!


Aku memang miskin, rumah ku hanya 2 meter kali 4 meter, pekerjaan ku hanya mengumpul sampah di komplek perumahan, tapi tidak sekalipun aku ingin menyusahkan orang lain. jadi tidak usahlah memandangku dengan pandangan mengasihani, karena aku juga masih punya harga diri.

Aku memang miskin, makan ku sehari hanya sekali, kadang malah tidak sama sekali, tapi aku tidak mengemis untuk itu, aku bekerja dengan keringat ku, pekerjaan yang juga mulia, bayangkan jika tidak satupun manusia bekerja seperti yang aku kerjakan, akan bagaimana sampah itu, tak perlulah memberi sebagai belas kasihan, karena aku masih punya tenaga untuk bekerja.

Aku memang miskin, yang tak pernah terpikir untuk membeli baju baru yang bagus, tapi aku tidak pernah iri melihat orang yang bersliweran di depan ku dengan mobil mewah.
walau baju hanya satu di badan, tapi cukuplah untuk menahan hawa dingin, tak perlulah memandang gidik pada kumal baju ini.

Aku memang miskin, karena hanya aku yang mampu menjadi miskin, dan tetap bertahan hidup dengan nya. aku sudah bekerja dan berusaha, sisa nya biarlah yang kuasa..

Sabtu, 15 Mei 2010

PLEASE STOP JUDGING ME!!!


berhentilah berfikir aku tidak mencintai mu..
berhentilah berfikir aku tidak menginginkan mu..
berhentilah berfikir aku tidak merindukan mu..
jika tetap terfikir..
maka berhentilah berfikir..

kenapa tidak??
biarkan aku mencintai mu dengan cara ku..
biarkan aku merindukan mu dengan cara ku..
biarkan aku membutuhkan mu dengan cara ku..
kenapa kamu tidak ikhlas membiarkan aku??

berhentilah menghakimi aku..
berhentilah menuduh ku tidak mencintai mu hanya karena aku mencintai mu dengan cara ku sendiri,

Jumat, 12 Maret 2010

K A U ... !!


AC-mu rusak; kamarmu panas, badanmu berpeluh, tidurmu gelisah. Tahukah kau, ada orang di luar sana di luar istanamu itu; yang tidur bersama nyamuk-nyamuk malam, bersama debu jalan, dan diatapi langit merah kota ini?
Kau bingung tentang tugas-tugas sekolahmu; tetapi ada orang-orang yang bingung tentang bagaimana caranya membayar uang sekolah untuk enam bulan lalu.
Kau sibuk memilih sekolah yang paling elit dan bagus, sementara di Bekasi saja ada ratusan ribu anak usia sekolah yang tidak mampu bersekolah dan kemudian dikatakan sebagai "tidak mujur" oleh pejabat setempat.
Kau meringis ketika kakimu yang mulus dan indah tersakiti oleh sendal berhak tinggi berharga ratusan ribu yang baru saja kau beli, tahukah kau bahwa sendal mewahmu itu kau beli di sebuah mall yang dibangun di atas puing-puing gubug milik orang yang bahkan memilih untuk tidak membeli sendal jepit paling murahan - hanya untuk memastikan anaknya bisa makan hari ini.
Kau dan keluargamu sibuk merencanakan liburanmu ke luar negeri untuk tengah tahun ini, sementara itu satu per satu TKI Indonesia diperkosa, disiksa, dibunuh, dan dicambuki di luar negeri.
Kau tergila-gila pada mobil-mobil mewah keluaran terbaru, bahkan kau hafal ukuran ban dan kelebihan dari masing-masingnya, di lain tempat orang yang putus asa mencari cara untuk mengganti gerobak baksonya yang dirampas polisi pamong praja.
Kau bentak pembantumu karena juice buah yang dibuatkan kurang manis, sementara entah ada berapa banyak orang tua yang tidak mampu untuk mencukupi makan bayinya.
Kau pergi makan di mall bersama teman-temanmu seminggu sekali, mungkin kau perlu tahu, ada banyak anak-anak yang menderita busung lapar dan nyawanya terancam.
Kau punya rencana untuk operasi menghilangkan sebintik tai lalat di sudut pipimu, sementara orang lain tidak pernah bermimpi punya biaya untuk mengoperasi bibir sumbingnya.
Kau bercita-cita untuk menjadi ini atau itu, merencanakan masa depanmu, dan berpikir tentang istrimu nanti, sementara orang-orang di setiap hari terbuang di kolong-kolong jembatan layang sana bahkan sudah tidak lagi memiliki harapan.
Kau pergi bermesraan dengan kekasihmu, sementara orang lain meratapi suaminya yang mati dibunuh preman perusahaan tempatnya bekerja.
Kau membanggakan rumahmu yang besar dan mewah, sementara petani-petani dibunuhi karena hendak memiliki sepetak tanah.
Kau rayakan ulang tahunmu di hotel elit, sementara orang lain tidak lagi mampu membeli baju termurah sekalipun.
Kau mengagumi cincin emas atau anting-anting berlianmu, sementara di Papua telah ribuan orang mati karena emas milik nenek moyang mereka.

Kau akhirnya dapat tidur dengan nyaman dalam kamar ber-AC orang tuamu, sementara kaum Buruh dan Tani sepanjang hidupnya hanya mengenal kerja demi segala kenikmatan, keagungan, dan kemewahan hidupmu! Kau nikmati hidupmu yang suci, sementara orang lain mengorbankan keringat, air mata, dan darah untuk menyediakannya! Kau tinggikan hidupmu dengan cara memelaratkan orang lain!

"Pendek kata, tuan memaki kami bahwa kami bermaksud menghapuskan milik tuan. Memang begitu, itulah justru yang kami maksudkan." - Karl Marx (Manifesto Partai Komunis)

Selasa, 02 Maret 2010

-BLANK-


Maaf “kawan”, aku hanya pemabuk yang tidak mengerti dan tidak ingin larut dalam satu kata kecil dan lucu sepeti "C I N T A". Bersinggungan dengannya hanya membuat kacau duniaku yang suram dan tidak jelas. Seperti ini saja aku sudah cukup bahagia, walaupun tidak jelas. Tidak ada lagi yang bisa dipercaya, semua yang dipercaya tidak ada dan tidak pernah ada. Aku lebih bahagia dan bangga dalam diam. Aku teringat sebuah film, Gacy, yang menceritakan tentang John Wayne Gacy, seorang pembunuh yang disuntik mati pada tanggal 10 Mei 1994. Kata kata terakhir yang diucapkannya adalah; “Kiss my ass.

Senin, 01 Maret 2010

LIFE IS GOOD...aahh sapa Bilang ?


Hidup itu indah? Mungkin buatmu.

Apakah kau akan tetap mengatakan bahwa hidup itu indah, seandainya lobang vagina anak perempuanmu disodoki oleh lelaki cabul setiap malam? Atau istrimu? Atau dirimu sendiri?

Kau bicara tentang hikmah? Lalu mengapa kau tidak memohon agar kau hidup sebagai mereka, agar hidupmu lebih berhikmah lagi?

Atau kau berpikir bahwa itu sudah nasib? Maka kukatakan padamu, suatu saat pedang nasib akan berbalik arah dan menghancurkan hidupmu.

Kau tinggal menunggu.

***

[ http://www.padangekspres.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=1277&PHP\SESSID=4b3eedd4d94659fd4871233a7c933777 ]

21 Ribu Anak Jadi Pelacur
* 4,18 Juta Putus Sekolah dan Jadi Pekerja

Oleh admin padek 1
Selasa, 14-Juni-2005, 10:36:22

Jakarta, Padek-Benar-benar mengejutkan. Ini data terbaru dari hasil penelitian ILO (Organisasi Buruh Internasional) yang disiarkan, kemarin. Sekitar 4,18 juta anak usia sekolah di Indonesia putus sekolah dan menjadi pekerja anak.

Jumlah itu 19 persen dari total populasi penduduk Indonesia berusia di bawah 15 tahun. Lalu, yang lebih memiriskan, 21 ribu anak di bawah usia 18 tahun di lima provinsi di Pulau Jawa terlibat dalam bisnis seks komersial. Jadi pelacur.

Sayangnya, ILO tidak memiliki data nasional tentang anak-anak yang dilacurkan. Meski demikian, data yang diperoleh ILO dari pihak ketiga secara nasional menunjukkan, jumlah anak yang terjebak di bisnis prostitusi sekitar 180 ribu jiwa.

"Jumlah pekerja seks yang berusia di bawah 18 tahun diperkirakan 180 ribu orang atau sekitar 30 persen dari jumlah pekerja seks yang diperkirakan sekitar 600 ribu," jelas Manajer Program Kampanye ILO Arum Ratnawati kepada wartawan di Jakarta kemarin. Menurut ILO, jumlah pekerja seks anak di tiga kota besar di Jawa menunjukkan peningkatan signifikan pada akhir 2004.

Di Semarang, 975 orang di antara 1.155 pekerja seks adalah anak-anak. Di Surabaya, di antara 8.440 pekerja seks, ditemukan 2.329 anak. Dan, di Jogjakarta, 104 orang di antara 575 pekerja seks adalah anak-anak.

Untuk mengeliminasi peningkatan jumlah pekerja anak, termasuk yang bekerja di industri prostitusi, ILO meminta agar pemerintah Indonesia berkomitmen mematuhi Konvensi ILO Nomor 182/2000 yang telah diratifikasi. ''Komitmen politik pemerintah yang terpenting adalah mengeliminasi pekerja anak,'' tegasnya.

Menurut Arum, Sulawesi Selatan merupakan provinsi dengan jumlah anak putus sekolah yang terbesar di Indonesia. Penelitian ILO menunjukkan, angka anak putus sekolah berbanding lurus dengan tingkat pendidikan, tingkat kesadaran pentingnya pendidikan dasar, serta derajat kemiskinan di kalangan orang tua. "Sekitar 39 persen orang tua di Sulawesi Selatan masih berpikiran bahwa pendidikan dasar hanya sampai sekolah dasar (SD)," ungkapnya.

Direktur Eksekutif ILO Kari Tapiola menyatakan, 2.560.634 anak berusia 10-17 tahun bekerja di berbagai sektor. Jumlah itu cukup besar karena berkisar tujuh persen dari total angkatan kerja di Indonesia. "Sebagian di antaranya melakukan lima jenis pekerjaan terburuk bagi anak. Yaitu, pekerjaan di anjungan lepas pantai dan penyelaman di air dalam, pelacuran, pekerja tambang, industri alas kaki, serta narkotika dan psikotropika," jelasnya. (noe/jpnn)

Selasa, 23 Februari 2010

Mengapa Tidak Ada NABI BARU...!!


Mengapa sekarang tidak ada nabi yang baru?

Menurutku setidaknya ada dua kemungkinan jawaban untuk pertanyaan itu.

PERTAMA;

Karena di satu sisi orang-orang (secara tidak sadar) telah menjadi jauh lebih rasional, sehingga adanya sosok "nabi" tinggal menjadi bahan tertawaan belaka.

Dalam alam pikir yang jauh lebih rasional itu, hampir tidak ada lagi tempat untuk tokoh "utusan tuhan" dan yang ghoib-ghoib lainnya, orang-orang telah semakin hidup dalam dunia yang nyata.

Urusan manusia dengan tuhannya pun semakin menjadi lebih personal dan individual, tuhan tidak lagi menjadi barang yang (amat sangat dan terlalu) mewah sehingga hanya segelintir oknum-oknum yang disebut "nabi" itu yang mampu menerjemahkan omong-kosongnya.

Orang-orang telah menjadi lebih cerdas dan dalam batas tertentu mampu menjadi nabi bagi dirinya sendiri - tentunya secara tidak sadar. Menginterpretasikan kehidupan ini, dan kalau perlu tuhan itu sendiri. Tidak dibutuhkan lagi nabi, atau bisa juga dikatakan tidak ada lagi tempat untuk nabi (yang pandai dalam hal karang-mengarang), sejak manusia semakin mampu untuk menjelaskan kehidupan ini dengan nalarnya, seperti petir, gunung berapi, dan peristiwa alam lain yang kini telah dapat dijelaskan secara rasional.

Yang penting juga adalah bahwa seiring dengan perkembangan peradaban, orang-orang semakin jauh menggunakan logika dalam menghadapi dan mengatasi kehidupan, karena kehidupan pun telah menjadi bukan main semakin kompleks sehingga (sekadar) nabi-nabi dan sim-salabimnya tidak mencukupi lagi.

Kemudian pertanyaannya dalam kasus ini, lalu bagaimana bisa "nabi (-nabi) yang lama" tetap diakui dan dijunjung tinggi tanpa menjadi bahan tertawaan?

Memang, tidak seperti buku-buku pelajaran SD, sudah beberapa waktu lamanya tidak terbit lagi nabi-nabi edisi revisi yang baru, dan yang lama pun tetap menjadi panutan hidup-dan-mati bagi sebagian besar orang.

Tetapi dari sana terlihat bahwa urusan pernabi-nabian, keagamaan, dan bahkan ketuhanan (dalam derajat atau jenis orang-orang tertentu) - ternyata sebenarnya adalah lebih merupakan urusan budaya dan sosial, urusan politis.

Karena memang pada dasarnya "tidak dibutuhkan lagi" adanya nabi-nabi, maka tidak ada lagi, atau setidaknya tidak banyak bermunculan nabi-nabi yang baru.

Dan oknum-oknum "yang lama" tetap bercokol pada tempatnya karena ada sanksi-sosial bagi setiap potong kepala yang meninggalkannya, menggantinya, atau tidak mengakuinya - berupa cap-cap semacam "kafir", "murtad", "perusak nama baik keluarga", dan lain-lain.

Tentu saja selain karena sistem yang berlaku pada saat ini pun - sedikit atau banyak - memiliki kepentingan dan kebutuhan untuk melestarikan mafia-mafia ketuhanan beserta tuhan-tuhan, nabi-nabi, dan doktrin-doktrinnya dalam nama pengendalian terhadap pikiran dan perbuatan masyarakat.

Jadi, sederhananya, dalam kemungkinan yang pertama ini, yang sebenarnya terjadi - secara tidak sadar - adalah; "sudahlah tidak perlu néko-néko, ikuti saja apa yang sudah ada, bahkan ikuti saja semua benda-benda konyol warisan orang tuamu itu, agamanya, nabi-nabinya, ujar-ujarnya, kitab sucinya, dan semua hantu-blau-nya. Daripada kau mencari-cari sendiri tuhan dan nabimu, rasanya waktumu lebih berharga kalau digunakan untuk hal-hal yang lain saja. Belum lagi kalau kau sampai disebut murtad oleh keluargamu dan kafir oleh tetanggamu."

KEDUA;

Justru menunjukkan bahwa alam pikir orang-orang masih jauh dari rasional.

Bahwa "nabi yang dulu" boleh dan tetap harus ada, tetapi tidak boleh ada "nabi yang baru", di mana "peraturan" tersebut muncul dan hidup tanpa ada landasan rasional apapun kecuali berkas-berkas sumpah-serapah norak dan racauan iblis-bin-jurig gila, ditulis oleh entah siapa, dan berasal dari ribuan tahun lalu nun jauh di sana - yang lebih edan dan lebih sontoloyo daripada resep dukun cabul atau skenario sinetron-sinetron goblog - namun diimani dengan segenap jiwa, raga, dan kontol.

***

Semoga yang pertama.

Senin, 22 Februari 2010

Baca Lalu Muntah Kan...!!!


bau kentut
bau mulut busuk
bau ketiak busuk
bau kemaluan busuk
bau mani
bau taik anjing
bau taik manusia
bau kencing anjing
bau kencing manusia
bau paret busuk
bau knalpot bau kamput
bau asap pabrik asap ganja
bau mayat anjing di kolong jembatan
bau mayat manusia di kolong jembatan
bau nanah bau luka luka suami yang istrinya
tak prawan lagi luka istri yang suaminya tak
prawan lagi luka anak yang tiap hari kena sepak
luka anak gunung yang cuma jadi tukang becak
luka gadis kampung yang cuma jadi lonte tukang becak
luka mahasiswa yang dipecat dari kuliah luka dosen
yang dipecat memberi kuliah luka rektor yang anak
bininya diperkosa mahasiswa yang dipecat dari kuliah
luka penyair yang matanya disemir
luka tukang semir yang nasinya dirampok penyair.
bau kentutMU
bau mulut busukMU
bau ketiak busukMU
bau kemaluan busukMU
bau maniMU
bau taik anjingMU
bau taik manusiaMU
bau kencing anjingMU
bau kencing manusiaMU
bau paret busukMU
bau knalpotMU bau kamputMU
bau asap pabrikMU asap ganjaMU
bau mayat anjing di kolong jembatanMU
bau mayat manusia di kolong jembatanMU
bauMU! bauMU!
tak tahan aku mati aku
mencium cium bau
dari mataMU yang melirikku
itu!