Jumat, 12 Maret 2010

K A U ... !!


AC-mu rusak; kamarmu panas, badanmu berpeluh, tidurmu gelisah. Tahukah kau, ada orang di luar sana di luar istanamu itu; yang tidur bersama nyamuk-nyamuk malam, bersama debu jalan, dan diatapi langit merah kota ini?
Kau bingung tentang tugas-tugas sekolahmu; tetapi ada orang-orang yang bingung tentang bagaimana caranya membayar uang sekolah untuk enam bulan lalu.
Kau sibuk memilih sekolah yang paling elit dan bagus, sementara di Bekasi saja ada ratusan ribu anak usia sekolah yang tidak mampu bersekolah dan kemudian dikatakan sebagai "tidak mujur" oleh pejabat setempat.
Kau meringis ketika kakimu yang mulus dan indah tersakiti oleh sendal berhak tinggi berharga ratusan ribu yang baru saja kau beli, tahukah kau bahwa sendal mewahmu itu kau beli di sebuah mall yang dibangun di atas puing-puing gubug milik orang yang bahkan memilih untuk tidak membeli sendal jepit paling murahan - hanya untuk memastikan anaknya bisa makan hari ini.
Kau dan keluargamu sibuk merencanakan liburanmu ke luar negeri untuk tengah tahun ini, sementara itu satu per satu TKI Indonesia diperkosa, disiksa, dibunuh, dan dicambuki di luar negeri.
Kau tergila-gila pada mobil-mobil mewah keluaran terbaru, bahkan kau hafal ukuran ban dan kelebihan dari masing-masingnya, di lain tempat orang yang putus asa mencari cara untuk mengganti gerobak baksonya yang dirampas polisi pamong praja.
Kau bentak pembantumu karena juice buah yang dibuatkan kurang manis, sementara entah ada berapa banyak orang tua yang tidak mampu untuk mencukupi makan bayinya.
Kau pergi makan di mall bersama teman-temanmu seminggu sekali, mungkin kau perlu tahu, ada banyak anak-anak yang menderita busung lapar dan nyawanya terancam.
Kau punya rencana untuk operasi menghilangkan sebintik tai lalat di sudut pipimu, sementara orang lain tidak pernah bermimpi punya biaya untuk mengoperasi bibir sumbingnya.
Kau bercita-cita untuk menjadi ini atau itu, merencanakan masa depanmu, dan berpikir tentang istrimu nanti, sementara orang-orang di setiap hari terbuang di kolong-kolong jembatan layang sana bahkan sudah tidak lagi memiliki harapan.
Kau pergi bermesraan dengan kekasihmu, sementara orang lain meratapi suaminya yang mati dibunuh preman perusahaan tempatnya bekerja.
Kau membanggakan rumahmu yang besar dan mewah, sementara petani-petani dibunuhi karena hendak memiliki sepetak tanah.
Kau rayakan ulang tahunmu di hotel elit, sementara orang lain tidak lagi mampu membeli baju termurah sekalipun.
Kau mengagumi cincin emas atau anting-anting berlianmu, sementara di Papua telah ribuan orang mati karena emas milik nenek moyang mereka.

Kau akhirnya dapat tidur dengan nyaman dalam kamar ber-AC orang tuamu, sementara kaum Buruh dan Tani sepanjang hidupnya hanya mengenal kerja demi segala kenikmatan, keagungan, dan kemewahan hidupmu! Kau nikmati hidupmu yang suci, sementara orang lain mengorbankan keringat, air mata, dan darah untuk menyediakannya! Kau tinggikan hidupmu dengan cara memelaratkan orang lain!

"Pendek kata, tuan memaki kami bahwa kami bermaksud menghapuskan milik tuan. Memang begitu, itulah justru yang kami maksudkan." - Karl Marx (Manifesto Partai Komunis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar