Minggu, 21 Februari 2010

Sang MURTAD berkelana


Aku harus pergi. Meninggalkan tempat ini, meninggalkan hidup ini, untuk mencari hidupku. Inilah jalannya, untuk mendamaikan hidup dan jiwa hatiku.

Kau akan pergi meninggalkan Tuhanmu.

Aku membawa Tuhan bersamaku. Tuhan tidak berada di dalam kuil-kuil agungmu, tidak juga ia bertakhta di tempat-tempat pemujaan maha-suci yang kau bangun; Tuhan di tempat-tempat itu telah lama mati. Ia ada di setiap pojok tergelap dunia, di setiap relung kenistaan dunia, di setiap tarikan nafas, setiap denyut nadi dan degup jantungmu, ia ada di setiap helai rambut dan setiap cuil kulitmu, di dalam darahmu dan di lubang duburmu, tak terkecuali di dalam perutmu - bersemayam bersama tai di dalam usus.

Kau akan menempuh jalan setan dan iblis.

Bukanlah setan dan iblis yang mengikrarkan diri mereka, melainkan engkau yang mempersetan dan memperiblis. Selayaknya Tuhan, setan dan iblis ada di dalam dan bagian dari dirimu; selayaknya tuhan, setan dan iblis adalah pecahan dari dirimu. Kubawa serta tuhan, setan dan iblis dalam kepergianku.

Kau tidak akan mencapai tujuan apapun.

Bukanlah pencapaian yang kutuju. Pencapaian tidaklah berbentuk tujuan. Perjalanan dan kepergian adalah pencapaian, adalah tujuan. Pencapaian adalah ilusi, pencapaian adalah penipuan diri, pencapaian adalah omong kosong.

Kau akan tersesat dan tidak menemukan jalan untuk kembali.

Tidak ada jalan yang benar, tidak ada jalan yang salah; tidak ada jalan yang telah ditentukan. Tidak ada yang pernah kembali, tidak ada tempat untuk kembali, tidak ada tempat bernama awal dan asal. Tidak ada yang pernah tersesat, tidak ada yang tidak dalam keadaan tersesat.

Kau membuang-buang waktumu. Kau menyia-nyiakan hidupmu.

Hidup itu sendiri adalah membuang-buang waktu, membuang-buang waktu adalah hidup. Hidup adalah menyia-nyiakan kehidupan, kau harus membuang hidupmu untuk mendapat kehidupanmu. Hidup adalah omong kosong, hidup adalah kematian; kau mengira kau hidup, kau mengkhayalkan hidupmu dari alam kematian. Semakin tinggi khayal hidupmu, semakin dalam kau terbenam di dalam alam kematian.

Kau terobsesi oleh perjalanan, kau takut akan kemapanan, kau berilusi tentang perjalanan.

Tidak ada yang tahu: Apakah aku yang terobsesi oleh perjalanan dan takut akan kemapanan, atau kau yang terobsesi oleh kemapanan dan takut akan perjalanan. Apakah aku yang berilusi tentang perjalanan, atau kau yang berilusi tentang kemapanan. Aku percaya setiap segala sesuatu ada dalam sebuah perjalanan tanpa awal dan akhir, tanpa terkecuali siapapun yang tidak merasa melakukannya. Kemapanan adalah ilusi, penolakan, dan penipuan diri sendiri terhadap perjalanan. Semakin kuat kau menolaknya, semakin kau jauhi kenyataan, semakin kau tinggalkan hidupmu, semakin kau lari dari dirimu: Semakin kau hilang dalam kematian.

Ini adalah perpisahan kita.

Dalam perjalanan ini, kita tak pernah bersama, dan kita tak pernah berpisah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar